Ilmu manajemen mempunyai
sejarah perkembangan sendiri seperti ilmu-ilmu lain. Dalam ilmu manajemen ada beberapa aliran sebagai dasar pemikiran yang dibagi
berdasarkan manajemen ilmiah, aliran klasik, aliran hubungan manusiawi dan
manajemen modern yang merupakan cikal bakal teori manajemen yang akan
berkembang terus dengan berbagai aliran lainnya. Seperti aliran pemikiran klasik dikenal
dengan pendekatan proses dan produksi
sedangkan aliran hubungan manusiawi lebih melihat dari sisi bagaimana
sumber daya manusia yang berada dalam organisasi. Dengan mempelajari dan memahami secara
keseluruhan tentang perkembangan (evolusi) manajemen yang telah rnenghasilkan
teori-teori manajemen yang muncul dari
berbagai aliran kita akan dapat
menggunakan teori yang paling sesuai untuk menghadapi situasi tertentu.
A. Aliran Manajemen Ilmiah
Aliran Manajemen ilmiah ditandai oleh kontribusi dari
Frederik W. Taylor (1856-1915) yang
disebut sebagai “Bapak Manajemen Ilmiah” . Manajemen ilmiah merupakan penerapan
metode ilmiah pada studi, analisa, dan pemecahan masalah organisasi. Sedangkan
arti kedua menajemen ilmiah adalah seperangkat mekanisme atau teknik “ a bag of tricks” untuk meningkatkan
efisiensi kerja organisasi. Taylor
menuangkan gagasannya dalam 4 prinsip dasar yakni:
1. Pengembangan metode-metode
ilmiah dalam manajemen agar sebagai contoh metoda yang paling baik untuk
pelaksanaan setiap pekerjaan dapat ditentukan.
2. Seleksi Ilmiah untuk karyawan
agar setiap karyawan dapat diberi tanggung jawab atas sesuatu tugas sesuai
dengan kemampuannya.
3. Pendidikan dan pengembangan
ilmiah para karyawan
4. Kerjasama yang baik antara
antara manajemen dan tenaga kerja
Tokoh lain ialah Frank dan Lilian Gilbert (1868-1924 dan
1878-1972), pelopor studi gerak dan waktu menciptakan berbagai teknik manajemen
yang diilhami Taylor. Dia sangat tertarik terhadap masalah efisiensi, terutama
untuk menemukan “cara terbaik pengerjaan suatu tugas”. Sedangkan Lilian G.
lebih tertarik pada aspek manusia dalam kerja seperti seleksi, penempatan dan
pelatihan personalia serta menciptakan
buku The Psychology Of Management.
Sumbangan penting lainnya datang
dari ahli
sosilogi Jerman
Max Weber.
Weber menggambarkan suatu tipe ideal organisasi yang disebut sebagai birokrasi—bentuk organisasi yang
dicirikan oleh pembagian kerja, hirarki yang didefinisikan dengan jelas,
peraturan dan ketetapan yang rinci, dan sejumlah hubungan yang impersonal.
Namun, Weber menyadari bahwa bentuk "birokrasi yang ideal" itu tidak
ada dalam realita. Dia menggambarkan tipe organisasi tersebut dengan maksud
menjadikannya sebagai landasan untuk berteori tentang bagaimana pekerjaan dapat
dilakukan dalam kelompok besar.
Teorinya tersebut menjadi contoh desain struktural bagi banyak organisasi besar
sekarang ini
B. Teori Organisasi Klasik
Henri Fayol (1841-1925). Warga negara Prancis mengemukakan
teori dan teknik-teknik administrasi sebagai pedoman bagi pengelolaan
organisasi-organisasi yang kompleks dalam bukunya “ Administration Industrielle et Generale”. Dalam teorinya, Fayol memerinci
manajemen menjadi lima unsur yakni: perencanaan, pengorganisasian, pemberian
perintah, pengkoordinasian dan pengawasan. Pembagian kegiatan manajemen atas
fungsi ini dikenal sbagai fungsionalisme Fayol. Disamping itu Fayol mengemukakan 14
pinsip-prinsip manajemen yang secara ringkas adalah sebagai berikut:
Fayol mengemukakan 14 (empat belas) prinsip umum
manajemen yang kemudian menjadi dasar perkembangan teori administrasi. 14
prinsip atau kaidah tersebut secara ringkas dapat diuraikan sebagai berikut :
1.
Division of work (pembagian kerja)
2.
Authority and responsibility (otoritas dan responbilitas)
3.
Discipline (disiplin)
4.
Unity of commad (kesatuan perintah)
5.
Unity of direction (kesatuan arah)
6. Subordination of individual interests
to general interests (mengutamakan kepentingan organisasi diatas
kepentingan pribadi/individual)
7.
Remuneration of personnel (pemberian balas jasa atau
gaji/upah kepada pegawai).
8.
Centralization (sentralisasi)
9.
Scalar chain (rantai scalar)
10. Order (aturan/tata tertib)
Konsepsi Fayol menyatakan bahwa harus ada suatu tempat
bagi segala hal dan segala hal harus berbeda pada tempatnya; suatu tempat bagi
setiap orang dan setiap orang harus menduduki tempat yang memang seharusnya
menjadi tempatnya; dan “the right man in
the right place”.
11. Equity
(keadilan)
12. Stability
of tenure of personnel (kesetabilan/kemantapan kedudukan pegawai).
13. Initiative
(inisiatif)
14. Esprit
de corps (rasa persatuan = semangat korps)
Sementara James D. Mooney.
Seorang eksekutif General Motors, mengkategorikan prinsip-prinsip dasar
manajemen tertentu. Dia mendefinisikan organisasi sebagai sekelompok dua atau
lebih, orang yang bergabung untuk mencapai tujuan tertentu. Menurut Mooney untuk mencapai tujuan
organisasi harus dipakai empat kaidah dasar yakni: (1) Koordinasi -- syarat
dari koordinasi ialah meliputi wewenang, saling melayani, doktrin dan disiplin,
(2) Prinsip-skalar – proses skalar mempunyai prinsip, prospek dan pengaruh
sendiri yang tercermin dari kepemimpinan, delegasi dan definisi fungsional, (3)
Prinsip fungsional – adanya fungsionalisme bermacam-macam tugas yang berbeda,
(4) Prinsip staf – kejelasan perbedaan antara staf dan lini.
C. Aliran Hubungan Manusiawi
Aliran hubungan manusiawi muncul disebabkan
ketidakpuasan bahwa yang dikemukakan pendekatan klasik tidak sepenuhnya
menghasilkan efisiensi poduksi dan keharmonisan kerja. Para manajer masih
menghadapi kesulitan-kesulitan dan frustasi karena tidak selalu mengikuti
perilaku-perilaku yang rasional. Sehingga pembahasan “sisi perilaku manusia”
dalam organiosasi menjadi penting. Beberapa ahli mencoba melengkapi teori
organisasi klasik dengan pandangan sosiologi dan psikologi.
Hugo Munsterberg (1863-1916). Sebagai pencetus psikologi industri, Hugo sering disebut
sebagai “bapak psikologi industri”. Dia banyak menguraikan penerapan peralatan
peralatan psikologi untuk membantu pencapaian produktifitas. Dia mengemukakan
bahwa untuk mencapai peningkatan produktivitas dapat dilakukan dengan melalui
tiga cara, antara lain: (1) Penemuan best possible
person,
(2) Penciptaan best possible work, (3) Penggunaan best possible effect. Hugo menyarankan penggunaan teknik-teknik yang
diambil dari psikologi eksperimen. Sebagai contoh, metode tentang psikologi
dapat dipakai untuk memilih karakteristik tertentu yang cocok dengan kebutuhan
untuk suatu jabatan.
Elton Mayo (1880-1949) dan percobaan
Hawthorne. Hubungan manusiawi sering dipakai sebagai istilah umum dimana
manajemen berinteraksi dengan bawahannya. Bila manajemen personalia mendorong lebih
banyak dan lebih baik dalam bekerja hubungan manusiawi dalam organisasi
dinyatakan baik. Bila moral dan efisiensi memburuk hubungan manusiawi dalam
organisai dinyatakan buruk. Untuk menciptakan hubungan manusiawi yang baik
manajer harus mengerti mengapa karyawan bertindak seperti yang mereka lakukan
dan faktor sosial dan psikologi apa yang memotivasi mereka. Studi di pabrik Howthorne milik perusahaan
Westren Electric dari tahun 1927-1932 dengan membagi karyawan menjadi
kelompok-kelompok penelitian. Percobaan awal dilakukan untuk meneliti pengaruh
kondisi penerangan terhadap produktivitas. Ketika kondisi penerangan dikurangi
sampai seperti bila hanya menggunakan sinar matahari ternyata tetap bisa
menaikkan produktivitas. Usaha-usaha percobaan selanjutnya untuk memecahkan
masalah “misterius” ini merupakan era baru hubungan manusiawi.
D. Aliran Manajemen
Modern
Masa
manajemen modern berkembang melalui dua jalur yang berbeda. Jalur pertama
merupakan pengembangan dari aliran hubungan manusiawi yang dikenal sebagai
perilaku organisasi dan yang lain dibangun atas dasar manajemn ilmiah, dikenal
sebagai aliran kuantitatif (operation reserch dan management science atau manajemen operasi). Pemahaman
tentang perilaku organisasi akan dibahas pada bab selanjutnya.
Sedangkan
aliran kuantitatif ditandai dengan berkembangnya team-team riset operasi dalam
pemecahan masalah – masalah industri yang didasarkan atas sukses tim riset
operasi Inggris dalam perang dunia II. Sejalan dengan semakin kompleksnya
komputer elektronik, transportasi, komunikasi teknik riset operasi menjadi
semakin penting untuk membuat keputusan. Prosedur-prosedur riset operasi itu
kemudian disebut sebagai aliran management science . Langkah-langkah dalam pembuatan
management science ini biasanya adalah sebagai berikut:
1. Perumusan masalah
2. Penyusunan suatu model matematis
3. Mendapatkan penyelesaian dari model
4. Pengujian model dan hasil yang
didapatkan dari model
5. Menetapkan pengawasan atau
hasil-hasil
6. Pelaksanaan hasil dalam kegiatan
implementasi
Dengan
kata lain Manajemen modern ditandai
dengan hadirnya konsep manajemen kualitas total (total quality
management—TQM) di abad ke-20 yang diperkenalkan oleh beberapa guru manajemen,
yang paling terkenal di antaranya W. Edwards Deming dan Joseph Juran . Deming, orang Amerika,
dianggap sebagai Bapak Kontrol Kualitas di Jepang. Deming
berpendapat bahwa kebanyakan permasalahan dalam kualitas bukan berasal dari
kesalahan pekerja, melainkan sistemnya. Ia menekankan pentingnya meningatkan
kualitas dengan mengajukan teori lima langkah reaksi berantai. Ia berpendapat
bila kualitas dapat ditingkatkan, (1) biaya akan berkurang karena berkurangnya
biaya perbaikan, sedikitnya kesalahan, minimnya penundaan, dan pemanfaatan yang
lebih baik atas waktu dan material; (2) produktivitas meningkat; (3) market
share meningkat karena peningkatan kualitas dan harga; (4) profitabilitas
perusahaan peningkat sehingga dapat bertahan dalam bisnis; (5) jumlah pekerjaan
meningkat. Deming mengembangkan 14 poin rencana untuk meringkas pengajarannya
tentang peningkatan kualitas. Sedangkan
Joseph Juran menyatakan bahwa 80 persen cacat disebabkan karena faktor-faktor
yang sebenarnya dapat dikontrol oleh manajemen. Ia merujuk pada "prinsip pareto."
Dari teorinya, ia mengembangkan trilogi manajemen yang memasukkan perencanaan,
kontrol, dan peningkatan kualitas.
ARTIKEL TERKAIT: